STASIUN TERAKHIR TEMPAT MEMBAHAS ILMU DUNIA, PERATURAN SERTA BERBAGAI NASEHAT DALAM MENGHADAPI PERSOALAN HIDUP DI BERBAGAI ALAM

Jumat, 15 Februari 2013

SEJARAH PERKEMBANGAN AKHLAK

Melacak pertumbuhan dan perkembangan akhlak (etika) berarti melacak adat ‎istiadat yang sudah lama dimiliki setiap individu, keluarga, dan masyarakat. Bahkan, ‎Ayatullah Makarim Asy-syirazi menegaskan bahwa bibit –bibit pembahasan akhlak ‎sudah muncul berbarengan dengan pertama kalinya manusia menginjakkan kaki di ‎muka bumi ini. Karena ketika menciptakan Adam, dan menempatkannya dibumi ‎‎,Alllah SWT telah memberinya pelajaran tentang Akhlak, perintah, dan larangan ‎kaitannya dengan interaksi antar sesama ‎. Akan tetapi, siapa yang pertama kali ‎membahasnya sebagai ilmuyang berdiri sendiri tampaknya masih banyak ‎diperselisihkan .‎ Dalam kaitan ini pula, Pranz Magnis Suseno mengatakan bahwa secara historis ‎etika sebagai usaha filsafat- lahir dari keambrukan tatanan moral dilingkungan ‎kebudayaan Yunani 2500 tahun lalu. Karena Pentagon-pandangan lama tentang baik ‎dan buruk tidak lagi dipercaya, para filsuf memoertanyakan kembali norma-norma ‎dasar bagi kelakuan manusia ‎.‎ Ada beberapa tokoh yang berupaya melakukan pembahasan sejarah dan ‎perkembangan ilmu akhlak ini, diantaranya ialah Ahmad Amin. Berikut ini adalah ‎pemahamannya dengan sedikit penambahan.‎ SEJARAH PERKEMBANGAN AKHLAK PADA ZAMAN YUNANI

Tokoh Tokoh Sofistik (500-450)‎ ‎ SM

Para filsuf yunani kuno tidak banyak memperhatikan akhlak. Mereka lebih banyak ‎menaruh perhatian terhadap alam. Hal itu terjadi sebelum kemunculan tokoh-tokoh ‎sofistik, , mereka adalah ahli filsafat dan menjadi guru di beberapa negeri, walaupun ‎berbeda-beda fikiran dan pendapat mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu ‎menyaiapkan angakatan muda bangsa yunani untuk menjadi nasionalis yang baik, ‎merdeka, dan mengetahui kewajiban mereka terhadap tanah airnya.‎ Pandangan para tokoh sufistik mengenai kewajiban ini memunculkan pandangan ‎mengenai prinsip-prinsip akhlak yang diikuti dengan berbagai kecaman terhadap ‎sebagian tradisi lama dan pelajaran-pelajaran yang diberikan genersi sebelumnya, hal ‎ini tentu membangkitkan kemarahan kaum konservatif.‎ Plato kemudian muncul. Ia akan berbicara menentang sekaligus mengecam took-‎tokoh sofistik. Ia menuduh mereka suka memutar balikkan kenyataan. Plato menyebut ‎mereka sebagai ” sofhistry” yang artinya memutar lidah dalam penyelidikan dan ‎perdebatan mereka” serangan plato ini membuat nama mereka terpuruk meskipun ‎terkadang ada ra mereka memiliki pandangan lebih jauh pada zamannya.‎

Socrates (469-399)‎ ‎ SM

Diantara sekian banyak ahli fikir yunani yang menyingkapkan pengetahuan akhlak ‎adalah Socrates, Ia melakukan penyelidikan tentang akhlak dan hubungan antar ‎manusia. Ia tidak menaruh minat terhadap alam dan benda-benda langit yang menjadi ‎objek penyelidikan para filsuf yunani sebelumnya, ia menganggap bahwa menyelidiki ‎objek-objek tersebut tidak berguna. Ia bebpendapat bahwa objek-objek yang perlu ‎dipikirkan adalah tindakan-tindakan mengenai kehidupan. Atas dasar pemikirannya ‎itu, terkenallah ungkapan “Socrates menurunkan filsafat dari langit ke bumi”‎ Socrates didaulat sebagai perintis ilmu akhlak yunani yang pertama. Alasannya, ia ‎adalah tokoh pertama yang bersungguh-sungguh mengaitkan manusia dengan prinsif ‎ilmu pengetahuan,. Ia berpendapat bahwa akhlak dalam kaitannya dengan hubungan ‎antar manusia harus didasarkan pada ilmu pengetahuan. Ia mengatakan keutamaan itu ‎terdapat pada ilmu, tidak ditemukan pandangannya tentang ujuan akhir akhlak atau ‎ukuran yang digunakan untuk menilai suatu perbuatan apakah baik atau buruk. Oleh ‎karena itu, tidak heran jika kemudian bermunculan berbagai pendapat tentang tujuan ‎akhlak walaupun sama-sama disandarkan pada socrater.‎

Cynics dan Cyrenics ‎

Cynics ‎ dan Cyrenics ‎ adalah para pengikut Socrates, tetapi ajaran keduanya ‎bertolak belakang,. Kelompok Cynics hidup pada tahun 444-370 SM. Diantara ‎ajarannya adalah bahwa tuhan dibersihkan dari segala kebutuhan dan bahwa sebaik-‎baiknya manusia adalah yang memiliki perangai ketuhanan. Dengan akhlak ketuhanan ‎ini, seseorang sedapat mungkin meminimalisasi kebutuhan dan terbiasa dengan hidup ‎menderita. Ia menganggap hina kekayaan, menjauhi kelezatan, terbiasa dengan ‎kemiskinan, dan tidak memperdulikan hinaan orang atas kemiskinannya. Diantara ‎tokoh kelompok Cynics ini adalah Diogenes (meninggal tahun 323 SM). Ia member ‎peajaran kepada kawan-kawannya agar menjauhi beban yang dijatuhkan orang lain, ‎ia terbiasa mengenakan pakaian kasar, mengkonsumsi makanan buruk, dan tidur ‎diatas tanah.‎ Adapun kelompok cyrenaics dipimpin oleh Aristippus (435-356 SM)‎ ‎ yang ‎dilahirkan di Cyrena (kota barkah) diutara afrika. Kelompok ini berpendapat bahwa ‎mencari kelezatan dan menjauhi kepedihan adalah satu-satunya tujuan hidup yang ‎benar. Suatu perbuatan yang dinilai utama apabila lebih banyak mendatangkan ‎kelezatan daripada kepedihan.‎ Jika Cynics berpendapat bahwa kebahagiaan itu terletak pada upaya menghindari ‎kelezatan, cyrenics berpendapat bahwa kebahagiaan itu justru terletak pada upaya ‎mencari kelezatan.‎

Plato (427-347) SM‎

Plato adalah seorang filsuf dari athena yang merupakan murid dari Socrates. ‎Diantara karyanya yang terkenal berjudul Republic berisi dialog plato dengan lawan ‎debatnya. Buah pikirannya tentang akhlak terselip ditengah buah pikirannya tentang ‎filsafat. Semuanya terdapat dalam buku ini.‎ Pandangan plato mengenai akhlak didasarkan pada teori “model” (paradigma) ‎jelasnya, ia berpendapat bahwa dibalik ala mini ada alam rohani (alam ideal) sebagai ‎contoh bagi alam konkret. Benda-benda konkret itu merupakan gambaran tak ‎sempurna yang menyerupai model tersebut. Keterkaitan antara alam ideal dan alam ‎konkret ini dijelaskan Plato melalui materi akhlak. Ia menjelaskan bahwa contoh ‎keterkaitan ini terdapat pada kebaikan, yaitu arti mutlak, azali, kekal, dan sempurna. ‎Manusia yang dekat dengan kebaikan akan memperoleh cahaya dan lebih dekat pada ‎kesempurnaan. Untuk memahami gambaran ini diperlukan latihan jiwa dan akal. Oleh ‎karena itu, hanya ahli pikirlah (ahli filsafat) yang mengetahui arti keutamaan dalam ‎bentuknya yang baik.‎ Plato berpendapat bahwa di alam rohani (ideal) ini terdapat bermacam-macam ‎kekuatan. Keutamaan muncul dari perimbangan kekuatan tersebut dan tunduknya ‎kekuatan pada hukum akal. Ia pun berpendapat bahwa prinsip-prinsip keutamaan ada ‎empat, yaitu hikmah atau kebijaksanaan, keberanian, keperwiraan, dan ‎keadilan.keempat hal tersebut merupakan tiang penegak bangsa-bangsa dan individu.‎

Aristoteles (394-322 SM)‎

Aristoteles adalah murid Plato yang membangun suatu paham khas. Pengikutnya ‎diberi nama dengan “Paripatetics” karena Socrates memberikan pelajaran sambil ‎berjalan atau karena ia memberikan pelajaran di tempat-tempat terbuka yang teduh. ‎Diantara pendapatnya tentang akhlak adalah sebagai berikut.‎ Tujuan dikehendaki terakhir manusia dalam semua tindakannya adalah ‎‎”bahagia” . akan tetapi, defenisi kebahagiaan yang disampaikannya lebih luas ‎daripada yang disampaikan paham utilitarianisme.‎ Jalan mencapai kebahagiaan adalah mempergunakan kekuatan akal pikiran ‎dengan sebaik-baiknya.‎ Keutamaan itu terletak ditengah-tengah, diantara dua keburukan, dermawan ‎adalah ditengah-tengah membabibuta dan takut.‎ Stoics dan Epicurics Stoics ‎ dan Epicurics berbeda dengan para pendahulunya dalam penyelidikan ‎akhlak. Kelompok pertama mengikuti kelompok filsuf Cynics. Ajaran kelompok ‎stoics ini kemudiandiikuti oleh banyak filsuf di yunani dan romawi. Diantaara ‎mereka adalah Seneca (4 SM-65 M)‎ ‎, Epictetus (60-110 M), dan kaisar marcus ‎aerelius (121-180 M).‎ Stoisisme mengatakan bahwa Tujuan hidup manusia adalah menjalani segala ‎sesuatu yang bisa dijalani secara rasional. Kenikmatan dan kesengsaraan dating dan ‎pergi, dan kita tidak perlu melekat oada salah satu diantaranya. Kita hidup untuk ‎menjalani apa yang ada didepan mata.semua yang bsa dijalani itulah jalan kita,tidak ‎perlu ada pengharapan penyesalan berlebihkarena hidup didunia tetap akan ada ‎apapun yang kita pikirkan.segala ide kebahagiaan dan kesengsaraan berasal dari ‎pikiran manusia belaka. Pikiran, The mind adalah kunci dari stoisme, kedamaian ‎batin atau peace of mind akan kita alami kalau kita berpikir rasional.‎ Adapun kelompok epicurics mendasarkan pelajarannya pada paham kelompok ‎cyrenics. Pendiri kelompok epicurics ini adalah epicurus. Diantara pengikutnya ‎adalah Gassendi (1592-1656)seorang filsuf prancis.‎ Kelompok ini bertujuan menjamin kebahagiaan manusia. Filsafatnya ‎dititikberatkan pada etika yang akan memberikan ketenangan batin. Diantara ajaran-‎ajarannya adalah sebagai berikut:‎ Manusia tidak dapat tenang karena takut pada dewa-dewa, dan takut ‎terhadap mati dan nasib.‎ Manusia tidak perlu takut karena dewa-dewa yang menikmati kebahagiaan ‎yang kekal tidak mengganggu.‎ Mati juga tidak perlu ditakuti karena mati berarti tidak menderita.‎ Nasib manusia ditentukan oleh manusia sendiri, kalau manusia memiliki ‎ketenangan batin, manusia dapat mencapai Tujuan hidupnya.‎ Tujuan hidup manusia adalah hedone (kenikmatan, kepuasan) ketenangan ‎batin diperoleh dengan memuaskan keinginan. Semakin sedikit keinginan ‎semakin tenang. Manusia harus dapat memilih keinginan yang memberikan ‎kepuasan diantaranya adalah mencari persaudaraan.‎ Agama Nasrani Pada akhir abad ketiga masehi, tersiarlah agama Nasrani di Eropa. Agama itu ‎dapat mengubah pikiran manusia dan membawa pokok-pokok akhlak yang ‎tercantum didalam taurat, demikian juga agama itu member pelajaran kepada ‎manusia bahwa tuhan merupakan sumber segala akhlak. Tuhan yang memberi segala ‎patokan yang harus kita pelihara dalam bentuk interaksi diantara kita. Tuhanlah yang ‎menjelaskan arti baik dan buruk.baik menurut arti yang sebenarnya, adalah kerelaan ‎tuhan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya.‎ Kedudukan para pendeta sama dengan kedudukan para filsuf diyunani, ‎sebagian ajaran mereka sama dengan ajaran para filsuf yunani, terutama Stoics. ‎Tidak banyak perbedaan diantara dua kelompok ini dalam persoalan baik dan buruk. ‎Perbedaan antara keduanya diantaranya pada persoalan dorongan jiwa dalam ‎melakukan perbuata. Menurut para filsuf yunani, pendorong untuk melakukan ‎perbuatan baik adalah kebijaksanaan, sedangkan menurut nasrani, pendorong untuk ‎melakukan perbuatan baik adalah cinta kepada tuhan dan iman kepadanya.‎ Agama nasrani mendorong manusia bersungguh-sungguh mensucikan diri, baik ‎pikiran maupun perbuatan. Agama adalah roh yang mengendalikn badan dan ‎syahwat. Oleh karena itu, sebagian pengikut agama ini menelantarkan badan, ‎menghindari dunia, suka hidup zuhud, dan ibadah dalam kesendirian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar