Dalam
penyelesaian komplain, ada dua kata kunci yang membuat pelanggan akan puas.
Pertama adalah kecepatan penanganan atas komplain dan penyelesaian komplain.
Perusahaan-perusahaan yang tidak sadar akan pentingnya service recovery atau
yang tidak memiliki strategi yang
penanganan komplain cenderung akan bertindak lambat dan reaktif. Setelah
itu, penyelesaian atas komplain juga lambat pula. Pelanggan semakin tidak puas
lagi, apabila komplain yang mereka ajukan tidak tuntas penyelesaiannya.
Pelangggan yang sudah melalui tahap komplain, akan menjadi sosok yang berbahaya.
Mereka akan meninggalkan perusahaan dan menjadi teroris.
Mereka akan
menyeberkan wort of mouth yang negative dan perusahaann tidak akan mampu mengatasinya
karena sudah berganti menjadi pelanggan dan berada diluar system. Bukan hanya
satu orang, tetapi bisa puluhan orang mendengar cerita negative dari pelanggan
ini. Hal seperti ini akan menimbulkan kerusakan pasar yang besar dan sering
tidak disadari oleh perusahaan. Lebih celaka lagi, bila kemudian terror ini
dilanjutkan dengan cara mengirim
ke media massa.
Dampak negative buat perusahaan tersebut akan sangat besar. Karena itu,
penangaanan komplain haruslah serius. Pelanggan yang komplain adalah pelanggan
yang masih baik karena minimal masih menjadi pelanggan perusahaan tersebut.
Pelanggan yang komplain sebenarnya masih memberikan kesempatan kepada
perusahaan untuk memberikan kepuasan kepada mereka.
Dalam beberapa
kasus, pelanggan yang komplain sebenarnya sudah mulai menurunkan harapan
mereka. Dengan demikian, mengembalikan kepuasan mereka relative mudah. Tak
mengherankan, pelanggan yang paling puas seringkali adalah pelanggan yang
pernah punya problem, pernah komplain dan pernah merasakan betapa bagusnya
perusahaan dalam menyelesaikan komplain mereka.
Penanganan komplain,
haruslah melalui system. Tidak boleh reaktif dan tidak boleh ditangani kasus
per kasus. System ini dapat diwujudkan dalam suatu standar layanan penanganan komplain
yang sudah disetujui oleh top manajemen.
Dengan demikian,
setiap front-line staf sudah tahu apa yang harus dilakukan bila ada komplain
dari pelanggannya.
Langkah pertama
dalam pembuatan sistem ini ini dimulai dengan mengelompokkan jenis problem yang
dihadapi oleh pelanggan. setiap problem, haruslah jelas petunjuk penyelessaian
komplain. Kedua, dalam standar layanan penanganan komplain ini, haruslah jelas,
apa yang menjadi tanggung jawab front-line, supervisor, manajer atau bahkan top
managemen. Ketiga, dalam standar layanan ini haruslah juga harus jelas service
blueprint atau proses dalam menangani komplain. dan yang lebih penting, standar
layanan ini haruslah terus menerus dikomunikasikan kepada setiap karyawan.
Dengan system yang jelas, karyawan terutama bagi front-line akan merasakan
bahwa saat pelanggan complain adalah
saat terbaik memuaskan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar